”Menjelang dan setelah UN berlangsung semua pihak dibuat sibuk dan  was-was. Dari mulai Pejabat Diknas dan penyelenggara UN, guru, ortu dan  aktor utamanya adalah aku yang hingga kini menunggu kabar kelulusanku”,  demikian ungkap seseorang, sebut saja Elfri.
Sebagai siswa yang dari tahun ketahun ber-rangking bagus dan rata  rata nilai yang mencukupi untuk mendapatkan prioritas dari PMDK. Elfri  juga ikut sibuk, salah satunya karena kemampuan finansial ortunya  dibawah rata-rata. Kadang dia berpikir, bagaimana was-wasnya mereka yang  keseharian nilainya pas-pasan.
Awalnya hati kecilku menginginkan melanjutkan kuliah yang bertalian  dengan intelijen atau Sandi Negara yang hingga kini belum dibuka  pendaftarannya. Maklumlah pengumuman hasil ujiannyapun belum diumumkan.
Dalam proses penantian pengumuman itu, dari berbagai informasi  bertalian dengan peluang bagi siswa berprestasi dan masukan dari ortuku,  aku disarankan mendaftar ke Universitas terkenal jurusan Akuntansi.
Sedangkan dari pihak sekolah beliau menyarankan mendaftar ke  Politeknik yang bekerja sama dengan luar negeri serta ajakan  teman-temannya mendaftar ke jurusan Ekonomi manajemen di Unversitas  Negeri terkenal lainnya.
Semua jurusan itu dan tempat pendidikannya menyediakan fasilitas yang  lebih murah atau  berbeasiswa, kecuali yang kusebut belakangan,  ternyata mahal dan tidak sesuai dengan kemampuan ortu. Kata beliau  beliau jurusan tersebut prospektif walau aku tidak tahu benar gambaran  setelah lulus kuliah nantinya.
Pengalaman yang sangat berharga bagi terutama bagi para lulusan dan  ortunya bahwa untuk menuju jenjang berikutnya akan dijumpai pilihan dan  tantangan sebagai berikut :
a. Harus dibayangkan setelah lulus kuliah nantinya, apakah mudah mencari pekerjaan, berbea siswa atau syukur-syukur segera bisa bekerja pada perusahaan yang menghasilkan gaji yang relatip besar. Disamping ada pilihan kantor yang bergerak dibidang sosial.
b. Mengukur kemampuan diri, kesukaan dalam keseharian, kemampuan finansial dan dukungan ortu serta tahu diri terhadap passing grade dari Jurusan yang akan dipilih.
c. Memperhitungkan biaya yang akan dihadapi bertalian dengan perkuliahan, kost, biaya hidup, transportasi, alat komunikasi, pengeluaran lainnya yang perlu diurai dan kemungkinan terjadi.
d. Tidak kalah pentingnya memperhatikan persaingan. Tidak harus menepuk dada bahwa dirinya sudah top ranking sekalipun (apalagi yang tidak dalam kelompok papan atas). Ketahuilah masing jurusan diperebutkan oleh sekolah-sekolah setingkat dalam se-propinsi dan bahkan nasional, ditambah lagi mereka yang gagal masuk kuliah pada tahun sebelumnya
a. Harus dibayangkan setelah lulus kuliah nantinya, apakah mudah mencari pekerjaan, berbea siswa atau syukur-syukur segera bisa bekerja pada perusahaan yang menghasilkan gaji yang relatip besar. Disamping ada pilihan kantor yang bergerak dibidang sosial.
b. Mengukur kemampuan diri, kesukaan dalam keseharian, kemampuan finansial dan dukungan ortu serta tahu diri terhadap passing grade dari Jurusan yang akan dipilih.
c. Memperhitungkan biaya yang akan dihadapi bertalian dengan perkuliahan, kost, biaya hidup, transportasi, alat komunikasi, pengeluaran lainnya yang perlu diurai dan kemungkinan terjadi.
d. Tidak kalah pentingnya memperhatikan persaingan. Tidak harus menepuk dada bahwa dirinya sudah top ranking sekalipun (apalagi yang tidak dalam kelompok papan atas). Ketahuilah masing jurusan diperebutkan oleh sekolah-sekolah setingkat dalam se-propinsi dan bahkan nasional, ditambah lagi mereka yang gagal masuk kuliah pada tahun sebelumnya
e. Pemilihan kuliah juga harus mempertimbangkan agar nilai akhir (IPK)  misalnya di atas 3, agar memungkinkan dan tidak menemui kesulitan ketika  mendaftar kerja, atau belajar pada jenjang berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar